Akan banyak yang menyangka, bahwa PKS kuat dan besar karena faktor
qiyadah dan nama besar. Namun siap-siap kecewa. Nama-nama besar di PKS
saat ini, justru dibesarkan oleh komunitas.
Nah akan ada yang mengira, komunitas yang membesarkan PKS adalah pria-pria pendekar yang bertubuh kekar, kalau bicara menggelegar, dan kalau berjalan bikin bumi bergetar. Saya pastikan harus siap-siap kecewa. Karena kekuatan hakiki yang mengokohkan PKS adalah makhluk halus, lembut, kuat perasaannya, namun bulat tekadnya. Mereka adalah para akhwat. Pesona memikat yang mampu menjadi pendamping kader-kader PKS, di semua level.
Para ummahat PKS rela berbagi "jatah", baik waktu dan materi suaminya untuk PKS. Malah tak sedikit curahan perhatian suami-suami kader PKS, lebih besar dibanding untuk keluarganya. Maka seandainya kader-kader PKS yang terpilih di legislatif atau birokrasi, melalaikan amanah dakwah perbaikan di level pemerintah dan abai mengadvokasi rakyat, dipastikan sama dengan menyayat luka semua ummahat yang pasti merasa sakit hati tiada henti. Teganya... teganya... teganya...
Tengoklah militansi ummahat dan akhwat PKS. Militansi mereka hampir sejajar dengan gerakan wanita kiri. Para akhwat rela blusukan mengalahkan Jokowi. Bahkan para ummahat tampi di depan tanpa segan apalagi sungkan.
Belum lagi peran ummahat melahirkan generasi militan. Hal yang tidak mampu dilakukan tokoh sekaliber Anis Matta, sekalipun. Kemampuan mengelola emosi, adalah keunggulan yang tak terkalahkan.
Singkatnya, jangan pernah meremehkan peran akhwat dan ummahat PKS. Mereka adalah srikandi-srikandi yang sarat inovasi. Energinya tiada tanding tiada banding. Maka para ikhwan harus berterimakasih. Jangan pernah biarkan para akhwat merana dalam ketidakpastian. Sebagaimana jangan biarkan ummahat terserang demam gundah yang tak tentu arah.
By: Nandang Burhanudin
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...