Jakarta (3/10) - Umat Islam di Indonesia dapat berlebaran Idul
Adha, baik hari Sabtu (4/10) seperti ditetapkan oleh ormas Muhammadiyah ataupun
hari Ahad (5/10) sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian
Agama. Meski demikian, umat Islam jangan mengorbankan ukhuwah atau rasa
persaudaraan hanya karena perbedaan waktu lebaran tersebut. Demikian
disampaikan Ketua Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DSP PKS) KH
Surahman Hidayat di Jakarta, hari ini (3/10).
Menurut Surahman, perbedaan waktu Idul Adha sama seperti penetapan Hari Raya Idul Fitri yang seringkali tidak sama. "Hal ini disebabkan terdapat dua metode penetapan kalender hijriyah di Indonesia, yaitu berdasarkan ru’yatul hilal (melihat bulan secara langsung) dan hisab (perhitungan ilmiah)," ujar Surahman yang juga anggota DPR ini.
Menurut Surahman, perbedaan waktu Idul Adha sama seperti penetapan Hari Raya Idul Fitri yang seringkali tidak sama. "Hal ini disebabkan terdapat dua metode penetapan kalender hijriyah di Indonesia, yaitu berdasarkan ru’yatul hilal (melihat bulan secara langsung) dan hisab (perhitungan ilmiah)," ujar Surahman yang juga anggota DPR ini.