Di era Rasulullah, kalimat Tauhid menjadi pembeda kekufuran dan
keimanan. Maka di era demokrasi, kalimat Tauhid digunakan untuk
mengkafirkan sesama orang beriman.
Jika di era Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah, kalimat Tauhid menjadi penyemangat JIHAD hingga 14 abad Islam berjaya. Maka di era demokrasi, kalimat Tauhid hanya berkibar di bendera untuk menjauhkan umat dari JIHAD POLITIK-EKONOMI-BUDAYA-SOSIAL.
Jika di era Salafus Shalih kalimat Tauhid menjadi pemersatu umat Islam dari beragam suku dan pola perjuangan. Maka di era demokrasi, kalimat Tauhid menjadi pemisah hanya karena perbedaan pola perjuangan.
Apa yang membuat kita tak bisa bersatu? Padahal kalimah Tauhid kita sama dan Rabb kita pun sama? Semua bermula dari pemahaman kita tentang Tauhid, yang hanya dimaknai pengibaran bendera Laa Ilaha Illallah semata.
Ustdz Nandang BUrhanudin
-
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...