Salah satu bentuk ‘jihad’ yang harus
terus digalakkan kaum Muslim saat ini adalah ‘berjihad melalui lisan’
(tulisan). Jika tidak, dampak negatif dari pengabaian jihad
ini, Allah Subhanahu Wata’ala akan menimpakan kehinaan pada umat Islam.
Demikian pentingnya ‘jihal melalui
tulisan’ (jihad bil qolam) yang disampaikan seorang penulis buku-buku
Islam yang amat produktif, Dr Adian Husaini di kantor Yayasan Bina Qolam, Jalan
Bengawan Surabaya belum lama ini.
Dalam acara yang diikuti oleh anggota
penulis Bina Qolam yang dihadiri sekitar 50 orang ini Adian menyitir pendapat
Ibnu Qayyim al-Jauziyah tentang pembagian jihad, beliau mengemukakan ada 4
pembagian jihad: Pertama, jihad melawan hawa nafsu. Kedua,
jihad melawan setan. Ketiga, jihad melawan orang kafir. Keempat,
jihad melawan orang munafik.
Di luar pembagian tersebut, ada bagian
yang masuk pada bagian jihad lain yaitu jihad dalam bidang tulisan.
“Jihadlah (melawan) orang-orang
musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian,” ujarnya mengutip hadits yang
diriwaratkan Imam Ahmad, Nasai, dan Hakim untuk menekankan makna ‘jihad
tulisan’ yang merupakan bagian dari ‘jihad lisan’.
Dalam acara yang diadakan oleh Kajian
Islam Intensif Penulis (KIIP) dengan tema, “Mujahid Penulis Saatnya Bangkit”
ini, aecara historis, peneliti pada Insitute for the Study of Islamic Thought
and Civilizations (INSISTS) ini meyampaikan bila Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wassalam adalah satu-satunya orang yang mampu menjadikan kegiatan
tulis-menulis sebagai tradisi hingga pada taraf peradaban.
Beliau (Rasulullah Muhammad, red),
kata Adian, mampu mengubah tradisi jahiliah orang Arab yang dikenal buta huruf
menjadi orang yang ‘melek peradaban’ melalui tulisan..
Sebagai contoh, kebijakan Rasul pasca
perang Badar berupa: ‘membebaskan tawanan perang kaum kafir Qurays, dengan
syarat mengajari anak-anak kaum muslimin baca-tulis’, adalah sebuah
kebijakan luar biasa yang mampu mentransformasi orang Arab pagan menjadi
berperadaban.
Di sisi lain, ia mengutip penelitian
Prof. Dr M Hamidullah, bahwa perjanjian tertulis yang disebut sebagai ‘Piagam
Madinah’, merupakan konstitusi tertulis pertama yang diprakarsai Rasulullah
Shallallahu “alaihi Wassallam. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
beliau sebagai penghidup budaya tulis yang berskala peradaban.
Sejak zaman Nabi Muhammad, kata Adian,
para sahabat sangat perhatian dalam bidang tulisan.
Ia mencontohkan Ibnu Mas’ud saja, yang
konon kumpulan tulisannya mencapai seribu. Demikian juga dengan sahabat-sahabat
lain yang mempunyai perhatian besar dalam bidang tulisan. Termasuk Amru bin
Ash, Ali bin Abi Thalib dll).
“Sekarang ini berjihad melalui tulisan
menemukan relevansinya, terlebih banyak sekali yang menyerang Islam melalui
media tulis,” ujar Adian.
Kepala Program Studi Pendidikan Islam
Program Pascasarjana UIKA Bogor ini berpesan kepada para penulis tiga
hal;
Pertama, meluruskan niat dan
mendasari tulisan dengan ruh jihad. Kedua, menegakkan amar makruf nahi
munkar melalui tulisan.
Ketiga, sabar. Karena penulis
akan menghadapi banyak rintangan dan cobaan.
Menutup paparannya, ia menyampaiakan
bila menulis adalah bagian dari jihad.
“Orang yang meninggalkan jihad, akan
menjadi umat hina,” ujarnya.
by: Hidayatullah
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...