Tuesday, March 17, 2015

Kisah Pilu Seorang Teman


Ini kisah nyata yang dialami teman saya, semoga kisah ini menjadi inspirasi, atau membuka  mata hati kita.

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan, baik itu kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kisahnya berawal dari teman saya ini akan dikenalkan dengan seorang wanita, namun sebelum dikenalkan teman saya ini sudah mengetahui si wanita itu, dan karena kurang sreeg, akhirnya teman saya ini memutuskan untuk tidak melanjutkan perkenalan itu. Teman saya ini mengakui bahwa dia merasa kurang sreg dengan si wanita yang akan dikenalkan itu. Lalu teman saya ini memberitahu pada orang yang mau memperkenalkannya ini dengan wanita itu. Disitulah semuanya berawal.
Memang sebelumnya orang yang akan memperkenalkanteman saya dengan si wanita itu sudah memberi kesempatan kepada teman saya untuk melihat dulu sosok si wanita itu tanpa si wanita itu mengetahui. Dan teman saya melakukannya, dan hasilnya adalah teman saya tidak melanjutkan.

Namun, orang yang mau memperkenalkan ini tidak menerima alasan teman saya, dia kecewa, dan bilang bahwa dia tidak akan lagi mau membantu teman saya menganalkan teman saya kepada wanita yang lain, bahkan dia menyebut teman saya dengan sebutan pilih-pilih. Iya, kamu mah cari wanitanya pilih-pilih. Lalu muncullah sebutan level tinggi.

Teman saya ini melakukan kesalahan, tapi bukankah kesalahan itu bisa diperbaiki? Tidak selamanya orang melakukan kesalahan, ada masanya seseorang itu berubah. Allah SWT juga dalam firmannya dalam Al Qur’an ; “ Allah tidak akan merubah suatu kaum, sehingga kaum itu merubahnya...”, begitulah redaksinya, namun kalimatnya kurang tepat, namun begitulah maksudnya. Rasulullah SAW saja bisa menerima perubahan para sahabat-sahabatnya yang dulu terkenal dengan zaman jahiliyahnya. Pernah berbuat kesalahan, tapi bisa berubah dan diterima menjadi baik. Nah, ini yang menjadi masalah teman saya, cap atau sebutan karena teman saya pernah melakukan kesalahan, sampai sekarang tidak hilang. Tetap saja teman saya ini disebut Pilih-pilih, atau cari wanita pendamping yang level tinggi, hingga tidak mau lagi mengenalkannya dengan wanita lain.

“ ahh saya mah gak mau ngenalin kamu sama cewek, kamu mah levelnya tinggi,,,”, begitulah kalimat yang kerap diucapkan teman-temannya pada teman saya.

Padahal mereka ini mengerti agama, dibanding teman saya. Tapi faham yang dia anut dan kecewa yang dia rasakan memaksanya untuk bungkam tidak mau lagi dimintai bantuan. Bahkan dalam candaan pun, teman saya selalu menerima ucapan atau sebutan-sebutan level tinggi. Kebetulan sampai saat ini, teman saya belum menemukan wanita pendampingnya. Pernah dicomblangi sama wanita oleh teman dekatnya, tapi hampir 3 wanita mundur. Oh iya donk, ternyata Faktornya karena si wanita menginginkan lelaki yang sepadan dengannya. Kebetulan wanita-wanita yang diperkenalkan dengan teman saya ini adalah sarjana, aktivitas sebagai guru, jelas saja menolak teman saya yang bukan sarjana dan bukan guru.

Lebih parah lagi, berita teman saya mundur dari proses perkenalan dengan wanita sebelumnya, wanita yang pertama yang membuat si pencomblangnya kecewa, itu terdengar dan diketahui oleh teman-temannya. Rahasia mundurnya teman saya bocor. Kebetulan teman saya ini aktif di semacam perkumpulan/organisasi yang anggotanya tersebar di daerah-daerah. Akhirnya, ini menjadi aib. Bocornya cerita mundurnya teman saya terdengar kedaerah lainnya, maka ini menjadi aib teman saya. Nama baik teman saya tercemar di perkumpulannya itu. Sampai sekarang nama baik teman saya ini menjadi aib buat dirinya dimata teman-temannnya, dan tak terhapuskan. Padahal teman saya sudah mengakui pada waktu itu bersalah dan teman saya kini sudah berubah.

Kini teman saya dengan perubahannya seperti terkekang, tak berarti. Karena teman-temannya masih menganggap teman saya masih seperti dulu. Perubahan baik teman saya tidak diterima, malah menjadi cibiran teman-teman dekatnya. Saya juga tidak menerti mengapa perubahan baik teman saya tidak diterima, padahal yang saya tau temannya ini mengerti agama dibanding saya juga teman saya. Tapi, aib tetaplah aib mungkin bagi mereka. Tak ada kata berubah. Faham agama bukan jalan keluar seseorang untuk menerima perubahan, dan hanya dizaman Nabi saja itu berlaku, zaman sekarang jangan berharap.

Kesalahan yang pernah teman saya lakukan sebenarnya ada 2 faktor penyebabnya, pertama; mungkin karena dia merasa minder dengan si wanita itu. Minder karena dari keadaan dirinya, mungkin keadaan si wanita yang jauh dari keadaan teman saya, bisa jadi minder karena si wanita adalah orang berada, berbeda dengan teman saya, yang orang biasa-biasa saja. Yang kedua adalah mungkin kerena Faktor tidak mengerti. Bisa jadi saat itu dia belum matang dalam bersikap dan membuat keputusan atau melakukan penilaian. Teman saya mungkin awam dengan proses yang dilakukan temannya itu (mengenalkan wanita kepada teman saya). Ta’aruf istilahnya. Bisa jadi saat itu teman saya belum mengerti proses ta’aruf itu. Namun, vonis buruk keburu diterimanya yang diterimanya meski dia kini berubah.

Mungkin begitulah jalan yang harus dialami teman saya ini. Tragis memang. Kini pun teman saya tidak lepas dari sebutan cowok pilih-pilih atau cari cewek yang level tinggi. Bahkan ada salah satu temannya berseloroh berkata, “saya gak mau membantu carikan wanita buat kamu, kamu mah levelnya tinggi,, “ Astaghfirullah, kok ada ya orang yang tidak mau menerima perubahan seseorang, Rasulullah saja bisa. Apa yang dapat kita sombongkan? Kita punya apa? Hanya tuhan yang memiliki segalanya. Apa yang pantas manusia sombongkan?

Begitulah, berbuat kesalahan kecil saja tidak lantas bisa berubah menjadi kebenaran, malah suatu kesalahan kecilpun bisa menjadi kesalahan besar. Baik dimata orang yang mengerti ajaran agama apalagi orang yang awan tentang agama.

Kasihan teman saya, saat akan melangkah, terjegal. Meski dengan hanya candaan, tapi Sakitnya tuh Disini. Saya gak tau candaan atau beneran, tapi harusnya teman-temannya itu sebagai teman mensupport teman saya, karena kini teman saya sudah berubah tidak lagi seperti dahulu. Sayangnya itu tidak terjadi pada teman-temannya itu.
Demikianlah kisah dari teman saya ini. Semoga kisah ini jadi manfaat dan pelajaran buat kita semua. Terima kasih sudah membaca tulisan saya, maaf bila ada kata atau kalimat yang tidak berkenan. Jika ada kalimat yang kurang berkenan, jangan sungkan untuk berkomentar.. :)

No comments:

Post a Comment

PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...

Tags

Harus Anda Ketahui (247) Renungan (192) Lifestyle (177) Tips (169) Remaja (156) Dunia Perempuan (134) Unik (78) Tokoh (66) Politik (59) Inspirasi (57) Health (54) Motivasi (53) Pernikahan (46) PKS Day (45) Kontroversi (41) Ada-ada Saja (35) Pendidikan (27) Ukhuwah (25) Agama (21) IPTEK (19) Kata Mutiara dan Nasihat (18) Fenomena (16) Kisah Nyata (16) Prestasi (16) Album (15) Artis (15) Konspirasi (15) Sebuah Perubahan (15) Seksualitas (15) Sport (15) Coretan Ku (14) Moralitas (13) Music (13) Palestine (13) ValentineDay (13) Lucu (12) Provokasi (12) Keajaiban (11) Bandung (10) Syariah (9) Ungkapan (8) Mualaf (7) Training (6) Tutorial (6) Aneh Tapi Nyata (5) Pacar (5) Syi'ah (5) Video (5) Internasional (4) PERSIB (4) Sholat (4) Ramadhan (3) Fitnah (2) Otomotif (2) Bulughul Marom (1) Cek Nomor (1) Hadits (1) Penipuan (1) Situs (1)
" Terima Kasih Sudah Berkunjung di Blog Saya, Jangan Lupa Komentarnya, Ya. Semoga Bermanfaat..."