Ustadz: “Dalam Qur’an surat Al-Isrz ayat 32 Allah menegaskan,
‘Dan janganlah kamu mendekati zina, (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji,
dan suatu jalan yang buruk.’ Nah, pacaran itu salah satu jalan mendekati zina.”
Wanita: “Tapi bagaimana dong caranya kita kenal dengan calon
suami kita. Emangnya kita mau beli kucing dalam karung?”
Ustadz: “Mbak sepertinya orang cerdas. Pasti bisa jawab
pertanyaan ini. Coba kalau seorang penjual ingin dagangannya cepat laku. Apa
yang mesti dia lakukan?”
Wanita (Mengernyitkan dahinya): “Mm… kebetulan saya dulu
jurusan manajemen, saya coba jawab ya. Jadi gini, sang pedagang pasti akan
berusaha supaya si pembeli tertarik. Iklannya harus menarik, packaging-nya harus
keren, diskon besar, mm… ya gitu deh. Ih ustadz kok malah nanya balik?”
Ustadz: “Terimakasih Mbak, tepat sekali jawabannya. Itulah
bedanya orang yang menikah dengan cara pacaran dan cara ta’aruf yang disukai
Allah”.
Wanita: “Maksud Ustadz gimana sih? Makin bingung deh! Iya kan
jama’ah?” (sambil melihat pada para jama’ah).
Ustadz: “Saat seseorang berpikir bahwa pacaran bisa membuat
dirinya lebih mengenal calon pasangan hidupnya. Sebenarnya yang sedang
dilakukan dirinya adalah memperindah kemasan alias topeng dirinya supaya calon
pasangannya suka dengan dirinya.
“Misalnya, kalau jalan berdua pasti pake baju paling bagus,
sisiran paling rapi, mobil kalau lelaki pake mobil bagus walau modal pinjem,
sampe nraktir walau pake uang pinjaman kanan kiri.
“Wanitanya juga demikian, ia akan berdandan bak artis, pake make
up tebal biar si pacar makin demen. Nah apakah selama 2 tahun jalan berdua
mereka sudah mengenal 100 persen pasangannya? Saat menikah ketahuan deh
ternyata lelakinya gak punya mobil, males-malesan, atau justru wanitanya cantik
hanya saat dimake up, konsumtif, dan bau badan misalnya. Wajar, kalau akhirnya
banyak terjadi pacaran 7 tahun, cerai setelah 7 bulan nikah”.
Wanita: “I… iya juga sih Ustadz. Tapi bagaimana cara kita
mengenal calon pasangan kita? Nikah kan sekali seumur hidup?”
Ustadz: “Inilah indahnya Islam, Mbak. Islam sangat menjunjung
tinggi nilai pernikahan. Maka untuk masa pengenalan ada namanya ta’aruf. Dalam
jangka waktu itu setiap pasangan diperkenankan mencari tahu selengkap mungkin
tentang kepribadian, kesehatan juga latar belakang keluarga calon.
“Tentunya dengan tidak berdua-duaan, sms mesra, atau kegiatan
yang mendekati zina lainnya. Kalau memang ada kepentingan bisa sms sekedarnya
atau lewat perantara saudara. Saat ada yang mau didiskusikan untuk ke jenjang
pernikahan harus ditemani mahromnya. Biar tidak terjadi fitnah”.
Wanita: “Ribet banget sih. Mau nikah aja sulit banget!”
Ustadz: “Lebih sulit lagi kalau orang tua membiarkan anak
wanitanya jalan berdua dengan calon yang belum pasti menikahinya. Namun yang
sudah pasti bermaksiat dengannya.
“Berapa banyak yang pulang hilang kehormatannya. Lalu dijauhi
begitu saja oleh sang lelaki saat sudah menikmati manisnya? Di sinilah Islam
menjaga harga diri dan kehormatan wanita.”
Wanita (Mulai paham): “Ustadz, tapi apakah seorang wanita yang
banyak dosa dan masa lalunya kelam bisa dapatkan suami yang sholeh?”
Ustadz: “Jangan takut Mbak, ampunan Allah begitu besar. Insya
Allah jika kita terus menyucikan diri maka Allah akan memberikan jodoh terbaik
bagi diri kita. Insya Allah.”
Wanita: “Terima kasih, Ustadz. Do’akan agar saya dan para wanita
lainnya bisa bertaubat dan menjadi sebaik-baik wanita yang dicintai Allah dan
mendapatkan jodoh lelaki sholeh seperti Ustadz.”
Ustadz: “Aamiin. Barokallahufikum…” [ia]
sumber: Islampos
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...