Pacaran itu ibarat
membeli buah mangga. Dipegang2, diraba2, dicium2. Kalau udah lembek, bisa
ditinggal aja dan ga' jadi dibeli.
Setujukah anda?
Barang kali ada yang tidak setuju dengan analogi diatas. Tapi begitulah adanya.
Awalnya siiih ingin mengenal pasangan tapi akhirnya bisa kebablasan. Dimulai
dari telp, traktiran, saling pegangan tangan, cium pipi, kening, bibir dan akhirnya sampai ke perzinaan. Na'udzubillah.
Tebak hayoo siapa yang paling dirugikan? Yap,,
siapa lagi klo bukan si wanitanya, dan si cowok habis manis sepah dibuang.
"Tapi bagaimana kalo dia siap bertanggung
jawab dan mau menikahi?"
Ada juga yang menjawab begitu.
Loo bukankah akan lebih baik klo melakukan tanggung
jawab dulu baru kemudian resmi dan halal malakukan hubungan dengan pasangannya.
Alasan pembuktian cinta banyak dijadikan modus
klasik untuk melakukan ini. Makanya kalo jantan jangan main sembunyi2, coba
ente datangi langsung tuh ortu-nya si akhwat....
Tak bisa dipungkiri tiap hari kita selalu dijejali
dengan legitimasi yang namanya Pacaran. Sinetron, Lagu, film bahkan sampai
tayangan iklan pun membentuk tren dalam pergaulan remaja agar melestarikan pacaran.
Bahkan kalo ga' punya pacar mereka malah malu,
dianggap ga' laku.
Nah..buat yang masih pacaran nih, jadikan momentum
pada hari ini untuk melakukan perubahan diri. Mengenal calon pasangan bukan
harus mengenal sampai di balik pakaiannya sebelum nikah.
Atau jangan2 malah anda sendiri pasrah dijadikan
sebagai buah mangga? Capex deeeh.
Oleh: Ustadz Hizbul Majid
“Tidak ada batasan cinta yg lebih jelas daripada
kata cinta itu sendiri; membatasinya justru hanya akan menambah kabur &
kering maknanya" (Ibnul Qoyyim Al Jauziyah)
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...