Sudah menjadi efek dari dari berbagai bidang sehingga seolah dunia menjadi satu. Tak terkecuali mudahnya akses informasi dari belahan dunia terutama yang menjadi trend walau dari pelosok sekalipun seperti di daerahku. Yang menjadi pemikiran saya sebagai individu perempuan adalah para remaja putri di daerahku sendiri. Aku juga pernah mengalami masa seusia mereka itu. Belasan tahun dan masih memakai seragam jika bersekolah.
Trend yang ku lihat sekarang ini yang sangat menonjol adalah maraknya girlband dan boyband baik dari negeri sendiri ataupun luar negeri. Dengan berbagai tampilan dan dandanan yang saya anggap hanya seperti boneka, baik laki maupun perempuan. Walaupun lagu yang ditampilkan juga dengan bahasa ibunya masing-masing tapi masih saja disukai oleh para remaja putri bahkan anak-anak SD, yang pastinya banyak tidak dimengertinya oleh anak-anak itu. Setiap kali ditanya kenapa menyukai alasannya pasti karena cantik atau gantengnya saja. Ya boleh-boleh saja sih, siapa sih tidak suka melihat barang bagus.
Tapi disini yang aku sayangkan adalah, para remaja itu juga ikut-ikutan cara-cara bersikap dan bertingkah laku seperti para itu. Minimal cara berdandan dan cara ngomong yang seperti digenit-genitin. Parahnya lagi, cara berdandan dan cara ngomong seperti ini adalah cara-cara yang mengundang orang lain untuk mengintimidasi, melecehkan dan melakukan tindakan yang merugikan lainnya. Tentu saja para remaja selalu berdalih, this is my style, ini gayaku, ini diriku dan orang lain mau bilang apa terserah. Tipikal remaja banget yang masih mencari jati diri.
Akhirnya, walaupun di daerahku bukan kota besar, tapi gaya-gaya yang ditampilkan oleh para remaja kelihatan sangat boyband atau girlband banget, tapi bagiku malah kelihatan norak. Ya gimana sih, maksa gitu kelihatannya. Bahkan anak SD atau SMP melah lebih hapal lirik lagu dalam bahasa asing (Korea atau Jepang atau lainnya yang jelas tidak tahu artinya) dari pada rumus matematika penyelesaian bangun ruang.
Yang bikin prihatin lagi, adalah gaya-gayanya yang genit banget. Udah tidak terlalu cantik mana genit pula, ah, tapi mungkin ada juga yang menyukainya. Tentu saja masalah mode juga jadi panutan, mulai dari gaya rambut, asesoris dan baju-bajunya. Sehingga, gaya yang mengundang ini tentu saja bikin tingkah laku yang mengundang juga. Remaja berlainan jenis bertingkah laku ‘tidak sopan’ bahkan di depan publik hanya untuk dibilang keren. Bahkan dengan menghabiskan uang yang tidak sedikit yang tentu saja masih minta orang tuanya atau mungkin dengan membohongi orang tuanya (dimana orang tuanya notabene bukan kalangan sejahtera banget, maaf bukan underestimate) mereka hamburkan hanya untuk bersosialita dan dibilang tidak ketinggalan trend. Perilaku semakin permisif ini tentu jujga semakin melunturkan batasan-batasan norma itu sendiri, dimana norma itu adalah pakem tingkah laku yang ada di masyarakat untuk kebaikan masyarakat itu sendiri, sehingga akan menimbulkan efek yang lebih luas lagi, termasuk kriminalitas di kalangan remaja, pelecehan seksual dan tentu saja narkoba,
Tidak menyalahkan boyband atau girlband yang bermunculan, tenar dan disukai. Tapi efek pada penggemar yang masih ABG ini jika kurang perhatian dari orang tua atau masyarakat akan menjadikan negeri ketimuran ini seperti negara barat pada tahun-tahun mendatang kelak.[kompasiana/galaxy]
---
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...