Pemilu 2014 - Perdebatan kita soal siapa yang layak untuk menjadi pemimpin, jangan sampai melalaikan kita dari do'a. Padahal do'a adalah hal konkrit yang bisa kita wujudkan saat ini (dan pasti mendatangkan hasil yg positif InsyaAllah).
Lupa dari do'a, sama saja melupakan Allah sebagai pesandaran terakhir, lantas kita lebih memilih untuk murni bersandar pada analisa-analisa akal kita perihal siapa yang terbaik untuk Islam di negeri ini.
Di mata Allah, yg terbaik itu boleh jadi sebaliknya. Dengan do'a, sangat besar kemungkinan suatu yang buruk berubah menjadi kebaikan dan keberkahan. Sebagaimana tanpa do'a, sangat mungkin sesuatu yang kita anggap baik justru berbalik menjadi bumerang keburukan bagi kita.
Tetaplah memohon kepada Allah yang terbaik. Karena Dialah satu-satunya yg Maha mengetahui detail "ending dari babak demi babak sejarah yg akan tertulis".
Maka do'a menjadi teramat urgen, karena selain inti dari ibadah, ia adalah cerminan akan kelemahan kita di hadapan kedigdayaan dan kuasa Allah.
So...Yuk, sibukkan diri berdo'a* untuk pemimpin Indonesia di masa depan, agar terhindar dari dua sumber malapateka dalam kepemimpinan.
اللهم إنا نعوذ بك من إمارة الصبيان و السفهاء.
Translasi:
Allaahumma innaa na'uudzubika min imaarotish shibyaan was sufahaa
Terjemah:
"Yaa Allah, kami berlindung kepada-Mu dari para pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari para pemimpin yang bodoh"
*) Do'a Abu Hurairah radhiallaahu'anhu, diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrod, dan dishahihkan oleh al-Albani.
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...