Tadi malam saat perjalanan pulang dari Jakarta, saya mendengar iklan
kamera foto yang sudah bisa menggunakan intruksi suara. Teknologi yang
terinspirasi dari suara tukang parkir. "Kanan dikit ... ya geser ke kiri
.. munduur habiis ... stop!" Sedang di teknologi foto sudah ditambah
dengan "Ciiiis!"
Teknologi ini pula yang sekarang digunakan untuk memotret PKS. Teknologi sensor suara yang tentu sudah disesuaikan dengan keinginan si pemilik suara. Yaitu memotret momentum apapun tentang PKS. Namun khusus di momen-momen buram. Momen kasus tuduhan korupsi sapi misalnya? Potret PKS sangat babak belur. Wajah-wajah kisut-kusut mewarnai press comperence pengurus PKS. Tujuh hari tujuh malam, headline berita seputar PKS. Potret korupsi sapi lebih besar dipanding potret korupsi lainnya yang lebih besar.
Usai potret LHI, sensor suara memotret segmen paling sensitif. Yaitu caleg Noni PKS di daerah minoritas Muslim dan caleg terindikasi Syi'ah juga paling banyak diblow up. Nah kini kamera otomatis itu kembali membidik potret kasus-kasus yang bersumber dari alam antah berantah; Praktik Cabul Caleg PKS terhadap anak SMP. Isu untuk menutupi potret seputar penjualan Gunung Ciremai, gagal membidik AHER Gubernur Jabar dari PKS.
Dahsyat bukan? Menjelang Pemilu 2014, juru-juru foto yang tugasnya mengambil momen-momen buram PKS disebar. Bahkan di FP saya, ada yang mengibaratkan sosok-sosok yang sibuk mencari-cari kesalahan bagaikan seekor anjing peliharaan yang mencari-cari bau busuk, sedangkan tuannya tersenyum sambil goyang-goyang kaki.
Lucunya, yang paling kencang mencari-cari kesalahn PKS bukan dari JIL-Non Islam- tapi dari kalangan gerakan Islam yang mengklaim paling syariah dan paling dekat dengan Sunnah Nabi. Entahlah syariah dan Sunnah Nabi yang mana yang dijalankan!
Hanya saja, para juru foto dan sang tuan lupa bahwa PKS adalah partai berbasis ideologis. Semakin ditekan dan dituduh dengan tuduhan yang mengada-ada, maka imunitas kader terhadap PKS semakin kebal. Mereka tahu PKS tidak sempurna. Sadar bahwa PKS ada buramnya. Namun buramnya PKS masih bisa dibersihkan. Ketidaksempuranaan PKS masih bisa diperbaiki. Caranya dengan memenangkan PKS di 2014. Selanjutnya setiap kader harus siap menjadi pengawas setiap aleg dan birokrat PKS, agar potret yang dihasilkan selalu, "Ciiiis!"
Teknologi ini pula yang sekarang digunakan untuk memotret PKS. Teknologi sensor suara yang tentu sudah disesuaikan dengan keinginan si pemilik suara. Yaitu memotret momentum apapun tentang PKS. Namun khusus di momen-momen buram. Momen kasus tuduhan korupsi sapi misalnya? Potret PKS sangat babak belur. Wajah-wajah kisut-kusut mewarnai press comperence pengurus PKS. Tujuh hari tujuh malam, headline berita seputar PKS. Potret korupsi sapi lebih besar dipanding potret korupsi lainnya yang lebih besar.
Usai potret LHI, sensor suara memotret segmen paling sensitif. Yaitu caleg Noni PKS di daerah minoritas Muslim dan caleg terindikasi Syi'ah juga paling banyak diblow up. Nah kini kamera otomatis itu kembali membidik potret kasus-kasus yang bersumber dari alam antah berantah; Praktik Cabul Caleg PKS terhadap anak SMP. Isu untuk menutupi potret seputar penjualan Gunung Ciremai, gagal membidik AHER Gubernur Jabar dari PKS.
Dahsyat bukan? Menjelang Pemilu 2014, juru-juru foto yang tugasnya mengambil momen-momen buram PKS disebar. Bahkan di FP saya, ada yang mengibaratkan sosok-sosok yang sibuk mencari-cari kesalahan bagaikan seekor anjing peliharaan yang mencari-cari bau busuk, sedangkan tuannya tersenyum sambil goyang-goyang kaki.
Lucunya, yang paling kencang mencari-cari kesalahn PKS bukan dari JIL-Non Islam- tapi dari kalangan gerakan Islam yang mengklaim paling syariah dan paling dekat dengan Sunnah Nabi. Entahlah syariah dan Sunnah Nabi yang mana yang dijalankan!
Hanya saja, para juru foto dan sang tuan lupa bahwa PKS adalah partai berbasis ideologis. Semakin ditekan dan dituduh dengan tuduhan yang mengada-ada, maka imunitas kader terhadap PKS semakin kebal. Mereka tahu PKS tidak sempurna. Sadar bahwa PKS ada buramnya. Namun buramnya PKS masih bisa dibersihkan. Ketidaksempuranaan PKS masih bisa diperbaiki. Caranya dengan memenangkan PKS di 2014. Selanjutnya setiap kader harus siap menjadi pengawas setiap aleg dan birokrat PKS, agar potret yang dihasilkan selalu, "Ciiiis!"
By: Nandang Burhanudin
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...