Oleh: I.Ridwan
Menikah bukanlah langkah akhir dalam kehidupan seseorang. Menikah justru menjadi langkah awal dalam memulai lembaran baru bersama.
Biasanya nih pasangan calon pengantin ini mempersiapkan diri untuk menjadi suami yang terbaik dan menjadi istri yang terbaik pula di hadapan pasangannya nanti. Dari situ biasanya mereka lalu mempelajari untuk menjadi suami/istri yang terbaik untuk pasangannya. Baik itu belajar dari yang sudah menikah atau mungkin banyak membaca buku atau majalah tentang menjadi suami/istri yang baik.
Bagaimana sikap ketika sudah menjadi suami-istri, dalam urusan asmara, urusan bisnis, juga ketika berdiskusi dalam urusan membangun keluarganya, dan lain-lainnya deh. Namun juga bagi sebagian pasangan yang akan menikah biasanya pelajaran seperti ini jarang terlalu dirisaukan. Mengapa? Karena biasanya hal seperti itu bisa mengikuti dengan sendirinya, beradabtasi. Jadi, ada yang belajar dulu ada juga yang santai-santai saja. Toh nanti juga menyesuaikan diri, katanya.
Nah, dari yang saya paparkan diatas, saya ingin membahas lebih jauh lagi untuk bekal menikah nanti. Yang ingin saya bahas adalah, kalo untuk menjadi pasangan terbaik untuk pasangannya adalah mungkin mudah, namun disini saya menemukan satu bukti seorang ibu muda, yang baru melahirkan anak pertamanya. Saya menemukan bukti bahwa ternyata (ini untuk perempuannya) seorang calon istri itu tidak saja harus belajar untuk menjadi yang terbaik untuk suaminya, tapi juga mempersiapkan dirinya juga untuk nanti ketika memiliki anak. Apalagi itu adalah hal yang pertama dalam hidupnya.
Pernah saya temukan satu keluarga dimana istrinya kebingungan ketika sang anak sedang menangis. Dia bingung bagaimana meredakan tangisnya. Yang membuat saya khwatirkan lagi adalah ketika istri tidak tau apa maksudnya si bayi menangis dan malah memarahinya dengan bahasa yang tidak pantas dilontarkan seorang orang tua kepada anaknya. Si ibu muda ini panik dan mungkin juga bisa stres atas situasi seperti ini. Apalagi dalam posisi dirumah sendiri dan suami sedang bekerja mencari nafkah.
Nah, dari perihal ini dapat saya simpulkan bahwa, seorang calon istri harus memahami dan belajar tidak saja untuk menjadi istri yang baik atau suami yang baik, tapi juga harus belajar untuk menjadi seorang ibu untuk anaknya kelak, saat masa kehamilan sampai sang anak lahir dan merawatnya hingga dewasa.
Demikianlah tulisan saya, moga tulisan ini dapat diambil hikmahnya dan bermanfaat. Maaf bila ada kata-kata dan kalimat yang tak berkenan.(IR)
No comments:
Post a Comment
PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR
Terima Kasih Sudah Berkunjung ke Wabsite Saya...